Hewan Purba Berdarah Biru, Penyelamat Manusia
20K
Darah biru mungkin identik dengan istilah saat kita mendefinisikan keturunan ningrat atau kerajaan. Tetapi darah biru ini benar benar darah berwarna biru milik kepiting tapal kuda mengandung kekayaan protein.
Kepiting tapal kuda (Horseshoe Crab) adalah binatang yang unik berbentuk seperti helm dengan ekornya yang panjang. Binatang ini dikenal juga dengan sebutan belangas, sebagian orang Indonesia menyebutnya mimi untuk jantan, yang betina disebut mintuna.
Hewan ini sering disebut sebagai ‘fosil hidup’, karena nenek moyang hewan ini telah muncul hampir 200 juta tahun sebelum munculnya dinosaurus. Walau umurnya panjang, tapi evolusi tubuh kepiting tapal kuda sedikit berubah. Kepiting tapal kuda saat ini punya bentuk mirip ikan pari dengan ekor khasnya.
Sama seperti kepiting lainnya, kepiting tapal kuda termasuk keluarga hewan berbuku-buku (Arthropoda). Tapi meski memiliki tekstur dan bentuk yang keras seperti kepiting (crab), namun belangkas bukan dari keluarga kepiting.
Belangkas merupakan hewan dari famili Limulidae, ordo Xiphosura yang dikenal sebagai living fossils (fosil hidup). Sementara kepiting (crab) berasal dari famili Brachyura, ordo Decapoda.
Hidup di perairan dangkal, yaitu kawasan payau dan mangrove. Mereka mencari makan di malam hari. Makanannya berupa cacing, kerang, dan alga.
Berdarah Biru
Berbeda dengan makhluk hidup lainnya yang umumnya berdarah merah, kepiting tapal kuda berdarah biru karena darahnya mengandung hemosianin, yaitu zat tembaga dalam protein.
Keajaiban sejati dari darah hewan ini terletak pada sel kekebalan khusus yang disebut amebocytes. Amebocytes menjadi 'pahlawan' karena mampu mengagalkan serangan bakteri terhadap darah manusia.
Darah kepiting tapal kuda yang berwarna biru ini sangat bermanfaat terutama untuk industri obat-obatan. Plasma darah tapal kuda yang disebut haemocyte lysate yang diambil dan digunakan untuk menguji produksi obat, yaitu memastikan bahwa obat yang diproduksi itu bebas dari bakteri.
Jumlahnya Mulai Berkurang
Setiap tahunnya ada 600 ribu kepiting ditangkap dan sebanyak 30 persen darahnya diekstrak oleh berbagai fasilitas di Amerika Serikat dan Asia.
Sayangnya, dalam 15 tahun terakhir jumlah kepiting tapal kuda ini berkurang sebesar 75 persen di dunia dan 90 persen di populasi terbesarnya di Teluk Delaware, di Samudera Atlantik.
Meski sebenarnya setelah dipanen kepiting-kepiting ini dikembalikan ke habitatnya, namun dalam proses ekstraksi sebanyak 10-30 persen kepiting ini mati dalam proses pengambilan darah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar