expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 31 Januari 2015

Belajar Amanah dari Umar Bin Khatab



Mengawali bulan februari tenyata hujan tak kunjung reda dari sepertiga malam sampai saat ini hujan gerimis masih membasahi dan turun dari singgasananya. Hari ini adalah hari pertama bulan februari hari ahad yang kelabu, itu kata orang sedang jatuh cinta :-) 

Pagi ini tiba – tiba terlintas di dalam benak saya untuk menuliskan sebuah kisah tentang Umar bIn Khatab sang amirul mukminin, orang  paling getol dalam menjaga sebuah amanah. Tidak diragukan lagi beliau memang sangat tegas bahkan terhadap putranya sendiri.

Banyak kisah mengenai keteladanan beliau. Pada suatu hari amirul mukminin mendapat kiriman kasturi dari Bahrain untuk dibagi – bagikan kepada kaum muslimin, kemudian umar menawarkan kepada semua kaum muslimin siapakah yang sanggup menimbang dan membagikanya. Kemudian Atikah RA menjawab saya sanggup wahai amirul mukminin. Umar mengulang lagi pertanyaanya dan mengabaikan tawaran dari istrinya. Untuk kesekian kalinya istrinya mengajukan tawaran kemudian umar bin khatab menjelaskan” bahwasanya aku takut ketika minyak yang ada di tanganmu  atau mengenai tanganmu engkau usapkan pada tubuhmu.
Tidak hanya itu ketika umar bin khatab sedang pulang dalam keadaan lelah dari sebuah urusan untuk umat, ada seorang pemuda dengan lantang memanggilnya. Beliaupun menjawab dengan lembut tidakah aku boleh istirahat dulu sebentar karena seharian aku juga mengurusi umat. Pemuda itu lalu berkata “ wahai Amirul Mukminin apakah engkau pikir engkaulah yang mengatur hidupmu sehingga engkau berkata engkau akan bangun nanti setelah tidur, bagaimana kalau allah mencabut nyawamu ketika tidur”. Kemudaian umar tertunduk dan beristighfar kepada Allah dan merangkul pemuda itu dan bertanya urusan apa  yang ingin di katakan. Tidak hanya itu bahkan sampai – sampai beliau ketika ada tamu yang menenuinya di dalam ruang kerjanya beliau bertanya” wahai saudaraku urusan apa yang akan kita bicarakan pribadi atau negar , urusan pribadi wahai Umar, kemudian beliau mematikan lampu dan berkata “ lampu ini minyaknya dibeli dari uang Negara jadi tidak baik jika kita gunakan untuk keperluan pribadi.

Begitulah umar bin khatab, beliau juga manusia seperti kita namun kemauan untuk menjaga sebuah amanah selalu beliau pegang teguh. Kita diberikan amanah oleh allah untuk menjaga alam, anak , istri perusahaan pekerjaan sudahkah kita jaga dengan baik. Alam semakin lama semakin hancur karena ulah manusia, kita diberikan amanah untuk mengeksplorasi bukan malah mengeksploitasi, kita diberikan jabatan akan tetapi masih saja melakukan persaingan dan dengan cara – cara curang sehingga merugikan orang lain dengan menerima atau memberikan sejumlah Rupiah. Dan masih banyak lagi hal – hal  kecil yang kita abaikan sehingga kemudian lama – lam amenjadi sebuah masalah besar dan tak terasa kalau itu adalah sebuah masalah. Mungkin kita sebagai bos amanah akan tetapi ada saja oknum yang mencoba dan menghasut untuk menyelewengkan hal – hal baik tadi.

Mudah – mudahan kita diberikan kemudahan dan senantiasa diberikan keuatan untuk menjaga sebuah amanah. Tetap berdoa karena semuanya allah yang dapat meolong dan membimbing dalam hal kebaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar