Rasa capek belum hilang dan masih teringat -ingat di dalam kalbu, sebuah perjalanan ke Bandung provinsi Jawa Barat yang sungguh tanpa disengaja. mengapa demikian? ya memang begitulah adanya. berawal ketidak bisa hadiran bapak kepala sekolah saya dan tidak ada yang mewakilinya dan ditambah kehendak Allah SWT pada hari jum'at 5 September 2014 saya diutus untuk mewakili bapak kepala seklah dalam rangka Tour di Banduang dalam acara Kelompok Kepala Sekolah Semarang Barat.
kami berangkat pukul 19,00 WIB dengan menggunakan jasa Biro Duta Tour dan BUS Subur Jaya. Karena perjalanan malam hari jadi tidak terasa kantuk telah menyerang kami. perjalanan panjang hanya seperti 5 menit karena saking pulasnya tidur. tujuan pertama kami adalah transit dI Hotel Trio Bandung, untuk kemudian melanjutkan ke tangkupan perahu dan Boscha Observatory.
setelah Transit dan mandi makan kami melanjutkan perjalan ke lembang bandung utara Boscha Observatory dan gunung tangkuban parahu sebuah gunung dengan legenda yang tersohor..
1. Bosscha Observatory
Observatorium Bosscha merupakan salah satu tempat peneropongan
bintang tertua di
Indonesia. Observatorium Bosscha (dahulu bernama
Bosscha Sterrenwacht) dibangun oleh
Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau
Perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Observatorium Bosscha berlokasi di
Lembang,
Jawa Barat, sekitar 15 km di bagian utara
Kota Bandung dengan koordinat geografis 107° 36'
Bujur Timur dan 6° 49'
Lintang Selatan.
Tempat ini berdiri di atas tanah seluas 6 hektare, dan berada pada
ketinggian 1310 meter di atas permukaan laut atau pada ketinggian 630 m
dari
dataran tinggi Bandung. Kode observatorium
Persatuan Astronomi Internasional
untuk observatorium Bosscha adalah 299. Tahun 2004, Observatorium
Bosscha dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya oleh Pemerintah. Karena
itu keberadaan Observatorium Bosscha dilindungi oleh UU Nomor 2/1992
tentang Benda Cagar Budaya. Selanjutnya, tahun 2008, Pemerintah
menetapkan Observatorium Bosscha sebagai salah satu Objek Vital nasional
yang harus diamankan.
Pada permulaan abad ke-20, para astronom mulai menyadari bahwa
bintang-bintang terikat satu sama lain membentuk sistem galaksi.
Keinginan untuk meneliti dan memahami struktur galaksi tersebut
mendorong dibangunnya berbagai teleskop besar di Belahan Bumi Selatan
karena sebelumnya teleskop berukuran besar hanya terkonsentrasi di
Belahan Bumi Utara, terutama di Eropa dan Amerika Utara.
Ide pembangunan observatorium di Hindia Belanda dikemukakan oleh insinyur-astronom kelahiran
Madiun,
Joan George Erardus Gijsbertus Voûte.
Beliau melihat bahwa penelitian astronomi terhambat karena kurangnya
jumlah observatorium dan pengamat di Belahan Bumi Selatan. Pada awalnya,
Voûte meneliti di Cape Observatory, Afrika Selatan, namun kurangnya
dukungan pemerintah setempat membuat Voûte kembali ke Batavia, Hindia
Belanda. Voûte berusaha mempengaruhi beberapa astronom di Belanda untuk
membangun Observatorium di Hindia Belanda. Persahabatan antara Voûte
dengan pengusaha kaya
Karel Albert Rudolf Bosscha dan
Rudolf Albert Kerkhoven semakin memperkuat dukungan terhadap pembangunan Observatorium.
2, Makan siang
Makan siang tidak sembarang makan siang kenapa begitu kita makan kemudian berjoget bersama dengan diiringi solo organ di rumah makan "cikole" jalan tangkuban parahu, di bangun disekitar hutan pinus dengan fasilitas yang lengkap bisa kita jadikan referensi kuliner jika kita pergi ke bhumi parahyangan. Menu untuk santap siang ini adalah gurami bakar. asem - asem, rica ayam, udang goreng, dll. setelah perut kenyang hati riang gembira barulah kita lanjutkan perjalanan ke Tangkuban perahu.
3. Gunung Tangkuban Perahu
Gunung Tangkuban Perahu merupakan salah satu gunung yang berada di
Provinsi Jawa Barat, Pulau Jawa, Indonesia. Berjarak sekitar 20 km
menuju ke arah utara adalah
Kota Bandung,
dengan rimbun dan banyak pohon pinus serta hamparan hijau kebun teh
yang ada di sekitarnya, Gunung Tangkuban Parahu memiliki ketinggian
kurang lebihnya adalah sekitar 2.084 meter.
Bentuk dari gunung ini adalah Stratovulcano dengan memiliki pusat erupsi
yang selalu berpindah dari timur ke barat. Jenis dari bebatuan yang
dikeluarkan melewati letusan dari gunung ini kebanyakan adalah lava dan
sulfur, mineral yang banyak dikeluarkan adalah seperti sulfur belerang,
mineral yang dikeluarkan pada waktu gunung sedang tidak aktif adalah uap
belerang.
Daerah kawasan
wisata Gunung Tangkuban Perahu
dikelola oleh Perum Perhutanan. Tingkat suhu rata-rata pada setiap
harinya adalah sekitar 17 derajat celcius pada waktu siang hari dan
bersuhu sekitar 2 derajat celcius pada malam hari. Gunung Tangkuban
Parahu juga memiliki kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Montane,
hutan Dipterokarp Atas, serta Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu
Asal-usul dari Gunung Tangkuban Parahu selalu terkait dengan sebuah
legenda Sangkuriang, yang pada kisahnya telah jatuh cinta kepada ibunya
sendiri yang bernama Dayang Sumbi. Kemudian demi untuk menggagalkan
rencana dan niat anaknya sendiri untuk menikahinya, Dayang Sumbi
memberikan syarat agar Sangkuriang dapat membuat sebuah perahu dalam
kurun waktu semalam. Pada waktu usahanya sudah gagal, Sangkuriang kemudian marah dan kemudian
menendang perahu setengah jadi yang dibuatnya tersebut yang kemdudian
mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu yang telah di tendang
Sangkuriang inilah yang kemudian membentuk sebuah Gunung Tangkuban
Parahu.
Gunung Tangkuban Parahu ini masih termasuk dalam kategori gunung berapi
aktif yang statusnya terus diawasi terus oleh Badan Direktorat
Vulkanologi Indonesia. Diantara beberapa kawahnya juga masih menunjukkan
tanda tanda dari aktifnya gunung ini. Beberapa tanda dari aktivitas
gunung berapi ini adalah seperti munculnya gas belerang serta
sumber-sumber air panas yang berada di kaki gunungnya, di antaranya
adalah yang terdapat di kasawan Ciater, Subang.
Keberadaan dari gunung ini serta bentuk dari topografi Bandung yang
seperti cekungan dengan banyak bukit dan gunung pada setiap sisinya
semakin menguatkan teori bahwa adanya sebuah telaga besar yang sekarang
merupakan kawasan Bandung.
Para ahli geologi meyakini bahwa kawasan dataran tinggi Bandung yang
memiliki ketinggian kurang lebihnya sekitar 709 m di atas permukaan air
laut adalah sisa-sisa dari danau besar yang terbentuk akibat
pembendungan Ci Tarum oleh letusan gunung berapi purba yang dikenal
dengan nama Gunung Sunda dan
Gunung Tangkuban Parahu hanya merupakan sisa dari Gunung Sunda purba yang sampai sekarang masih aktif.
Fenomena seperti ini juga bisa dilihat pada Gunung Krakatau yang berada
di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro yang berada di Tanzania, Afrika.
Sehingga legenda dari Sangkuriang yang merupakan sebuah cerita
masyarakat yang ada kawasan itu diyakini adalah sebuah dokumentasi dari
masyarakat yang hidup di kawasan Gunung Sunda Purba terhadap berbagai
peristiwa pada waktu itu.
Rute jalan untuk dapat sampai di kawasan
obyek wisata Gunung Tangkuban perahu
dapat melewati pintu tol Pasteur, lali dilanjutkan menuju ke Jl. Dr.
Djunjunan - lanjut lagi dengan berjalan ke Pasirkaliki - kemudian
melewati Sukajadi - Setiabudi - Lembang lalu Anda akan sampai ke lokasi
Wisata Gunung Tangkuban parahu (Gerbang bagian Atas).Alamat Lengkap Gunung Tangkuban Perahu adalah Gunung Tangkuban Parahu,
Sukajaya, Lembang, Bandung Barat 40391, Jawa Barat, Pulau Jawa,
Indonesia.
4. toko roti Kartika dan Pasar Baru
Pasar Baru Bandung adalah primadona wisata belanja pakaian orang dari
luar Bandung. Bahkan wisatawan dari Malaysia dan Singapura kerapkali
mondar-mandir cari pakaian di Pasar Baru Bandung.
Letaknya yang strategis ada di pusat kota menjadi incaran para
pelancong. Apalagi dengan harga yang murah meriah, asalkan bisa nawar,
pasti dapat barang harga bersaing. Adapun barang yang dijual di Pasar
Baru Bandung mayoritas produk fashion, mulai dari Baju umum, baju anak,
baju muslim, mukena, kerudung, sepatu, sandal, batik dan sebagainya.
Pasar Baru terdiri dari 8 lantai, namun jika anda membawa mobil dan
berangkat agak siang, pasti bisanya dapat parkir di lantai 8 alias
paling puncak, karena memang sudah penuh sesak. Di lantai 8 atau lantai
paling atas kita bisa lihat kota Bandung dari segala penjuru, sangat
asyik. Di lantai ini juga tersedia masjid, jadi cukup mudah untuk
menunaikan sholat.
Berikutnya, lantai akan terbagi menjadi 8, lantai 7 ada food court dan
mainan anak, jika capek jalan cari belanjaan bisa makan disini dan jika
bawa anak-anak bisa main di game center.
Lantai-lantai bawah berjubel aneka dagangan produk fashion, yang
mayoritas produk orang Bandung. Maklum, Bandung adalah ibukota fashion
dan kaos oblong Indonesia, jadi semua produk fashion tumplek blek ada
disini.
Karena luasnya dan padatnya pengunjung, seringkali kita kebingungan mau
belanja apa, baiknya sebelum belanja dicatat dulu apa yang mau di beli,
kalau ndak gitu bisa jadi dompet kesedot habis, karena barang yang
disediakan menarik dompet kita. ya ini sekelumitt informasi yang bisa dijadikan referensi kalau kita pergi ke Bandung.