expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 17 September 2014

BERPETUALANG DI CURUG LAWE DESA KALISIDI KEC GUNUNG PATI KOTA SEMARANG

Di sekitar Gunung Ungaran, banyak terdapat air terjun, salah satunya adalah Curug Lawe. Curug Lawe terletak di Desa Kalisidi, Kabupaten Semarang. Pemandangan di Curug Lawe akan menghapus kelelahan yang ada. menuju tempat wisata alam Curug Lawe dan Benowo cukup sulit. Disamping fasilitas transportasi yang kurang memadai juga tanda menuju area wisata tersebut sangat minim. Oleh karena itu membawa kendaraan sendiri menjadi pilihan yang tepat.
  Jalan utama menuju Curug Lawe, melewati kawasan kodya kota Semarang (Gunung Pati) atau desa Sumur Gunung. Apabila dari terminal Ungaran Sisemut, arahkan kendaraan menuju utara atau Gunung Pati. Setelah bertemu makam kanan jalan terdapat penunjuk arah ke desa Kalisidi, kecamatan Ungaran Barat, kabupaten Semarang.
Perjalanan menuju ke Curug Lawe cukup mudah. Kita bisa melewati jalan Raya Gunungpati. Setelah itu kita bisa mencari petunjuk arah menuju ke Curug Lawe, kemudian kita akan melewati Desa Kalisidi. Dari jalan raya, dibutuhkan waktu 20 menit untuk mencapai pintu masuk air terjun. Di pintu masuk, kita hanya perlu membayar retribusi sebesar Rp 4.000/orang.

Jalur menuju air terjun atau curug cukup jauh, yaitu sekitar 1-1,5 jam perjalanan. Jalur yang dilewati cukup bervariasi, mulai dari aliran sungai, jembatan kayu, hingga menyeberang ke sungai. Pemandangan di Curug Lawe juga bagus. Debit air terjun juga sangat deras. Apalagi ketika musim hujan. Oleh karena itu tidak disarankan untuk berenang di bawah air terjun.

Jalan pertama yang kita lewati adalah jalan saluran air. Jalur ini cukup menyenangkan, karena kita bisa menikmati aliran air sungai. selain itu kita juga bisa menikmati pemandangan hijaunya hutan. Nantinya kita juga akan melewati jembatan kayu. Sebaiknya Anda berfoto di jembatan ini, karena pemandangannya sangat bagus. Batas dari jalur ini adalah sebuah bangunan tempat pengaturan debit aiR.

dI BAWAH INI HASIL DOKUMENTASI KAMI :
PEMandangan di tengah hutan perjalanan


foto diambil di dekat peristiwa longsor

salah satu aliran air yang jernih

istirahat sebentar

bendungan air di tengah perjalan


narsis



Kamis, 11 September 2014

BANDUNG 5-7 SEPTEMBER 2014

Rasa capek belum hilang dan masih teringat -ingat di dalam kalbu, sebuah perjalanan ke Bandung provinsi Jawa Barat yang sungguh tanpa disengaja. mengapa demikian? ya memang begitulah adanya. berawal ketidak bisa hadiran bapak kepala sekolah saya dan tidak ada yang mewakilinya dan ditambah kehendak Allah SWT pada hari jum'at 5 September 2014 saya diutus untuk mewakili bapak kepala seklah dalam rangka Tour di Banduang dalam acara Kelompok Kepala Sekolah Semarang Barat.

kami berangkat pukul 19,00 WIB dengan menggunakan jasa Biro Duta Tour dan BUS Subur Jaya. Karena perjalanan malam hari jadi tidak terasa kantuk telah menyerang kami. perjalanan panjang hanya seperti 5 menit karena saking pulasnya tidur. tujuan pertama kami adalah transit dI Hotel Trio Bandung, untuk kemudian melanjutkan ke tangkupan perahu dan Boscha Observatory. 
setelah Transit dan mandi makan kami melanjutkan perjalan ke lembang bandung utara Boscha Observatory dan gunung tangkuban parahu sebuah gunung dengan legenda yang tersohor..
1. Bosscha Observatory

Observatorium Bosscha merupakan salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Observatorium Bosscha (dahulu bernama Bosscha Sterrenwacht) dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Observatorium Bosscha berlokasi di Lembang, Jawa Barat, sekitar 15 km di bagian utara Kota Bandung dengan koordinat geografis 107° 36' Bujur Timur dan 6° 49' Lintang Selatan. Tempat ini berdiri di atas tanah seluas 6 hektare, dan berada pada ketinggian 1310 meter di atas permukaan laut atau pada ketinggian 630 m dari dataran tinggi Bandung. Kode observatorium Persatuan Astronomi Internasional untuk observatorium Bosscha adalah 299. Tahun 2004, Observatorium Bosscha dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya oleh Pemerintah. Karena itu keberadaan Observatorium Bosscha dilindungi oleh UU Nomor 2/1992 tentang Benda Cagar Budaya. Selanjutnya, tahun 2008, Pemerintah menetapkan Observatorium Bosscha sebagai salah satu Objek Vital nasional yang harus diamankan.
Pada permulaan abad ke-20, para astronom mulai menyadari bahwa bintang-bintang terikat satu sama lain membentuk sistem galaksi. Keinginan untuk meneliti dan memahami struktur galaksi tersebut mendorong dibangunnya berbagai teleskop besar di Belahan Bumi Selatan karena sebelumnya teleskop berukuran besar hanya terkonsentrasi di Belahan Bumi Utara, terutama di Eropa dan Amerika Utara.
Ide pembangunan observatorium di Hindia Belanda dikemukakan oleh insinyur-astronom kelahiran Madiun, Joan George Erardus Gijsbertus Voûte. Beliau melihat bahwa penelitian astronomi terhambat karena kurangnya jumlah observatorium dan pengamat di Belahan Bumi Selatan. Pada awalnya, Voûte meneliti di Cape Observatory, Afrika Selatan, namun kurangnya dukungan pemerintah setempat membuat Voûte kembali ke Batavia, Hindia Belanda. Voûte berusaha mempengaruhi beberapa astronom di Belanda untuk membangun Observatorium di Hindia Belanda. Persahabatan antara Voûte dengan pengusaha kaya Karel Albert Rudolf Bosscha dan Rudolf Albert Kerkhoven semakin memperkuat dukungan terhadap pembangunan Observatorium.

2, Makan siang
Makan siang tidak sembarang makan siang kenapa begitu kita makan kemudian berjoget bersama dengan diiringi solo organ di rumah makan "cikole" jalan tangkuban parahu, di bangun disekitar hutan pinus dengan fasilitas yang lengkap bisa kita jadikan referensi kuliner jika kita pergi ke bhumi parahyangan. Menu untuk santap siang ini adalah gurami bakar. asem - asem, rica ayam, udang goreng, dll.  setelah perut kenyang hati riang gembira barulah kita lanjutkan perjalanan ke Tangkuban perahu.






3. Gunung Tangkuban Perahu
Gunung Tangkuban Perahu merupakan salah satu gunung yang berada di Provinsi Jawa Barat, Pulau Jawa, Indonesia. Berjarak sekitar 20 km menuju ke arah utara adalah Kota Bandung, dengan rimbun dan banyak pohon pinus serta hamparan hijau kebun teh yang ada di sekitarnya, Gunung Tangkuban Parahu memiliki ketinggian kurang lebihnya adalah sekitar 2.084 meter.

Bentuk dari gunung ini adalah Stratovulcano dengan memiliki pusat erupsi yang selalu berpindah dari timur ke barat. Jenis dari bebatuan yang dikeluarkan melewati letusan dari gunung ini kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang banyak dikeluarkan adalah seperti sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan pada waktu gunung sedang tidak aktif adalah uap belerang.
Daerah kawasan wisata Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Tingkat suhu rata-rata pada setiap harinya adalah sekitar 17 derajat celcius pada waktu siang hari dan bersuhu sekitar 2 derajat celcius pada malam hari. Gunung Tangkuban Parahu juga memiliki kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Montane, hutan Dipterokarp Atas, serta Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

 Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu

Asal-usul dari Gunung Tangkuban Parahu selalu terkait dengan sebuah legenda Sangkuriang, yang pada kisahnya telah jatuh cinta kepada ibunya sendiri yang bernama Dayang Sumbi. Kemudian demi untuk menggagalkan rencana dan niat anaknya sendiri untuk menikahinya, Dayang Sumbi memberikan syarat agar Sangkuriang dapat membuat sebuah perahu dalam kurun waktu semalam. Pada waktu usahanya sudah gagal, Sangkuriang kemudian marah dan kemudian menendang perahu setengah jadi yang dibuatnya tersebut yang kemdudian mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu yang telah di tendang Sangkuriang inilah yang kemudian membentuk sebuah Gunung Tangkuban Parahu.



 Gunung Tangkuban Parahu ini masih termasuk dalam kategori gunung berapi aktif yang statusnya terus diawasi terus oleh Badan Direktorat Vulkanologi Indonesia. Diantara beberapa kawahnya juga masih menunjukkan tanda tanda dari aktifnya gunung ini. Beberapa tanda dari aktivitas gunung berapi ini adalah seperti munculnya gas belerang serta sumber-sumber air panas yang berada di kaki gunungnya, di antaranya adalah yang terdapat di kasawan Ciater, Subang.
Keberadaan dari gunung ini serta bentuk dari topografi Bandung yang seperti cekungan dengan banyak bukit dan gunung pada setiap sisinya semakin menguatkan teori bahwa adanya sebuah telaga besar yang sekarang merupakan kawasan Bandung.

Para ahli geologi meyakini bahwa kawasan dataran tinggi Bandung yang memiliki ketinggian kurang lebihnya sekitar 709 m di atas permukaan air laut adalah sisa-sisa dari danau besar yang terbentuk akibat pembendungan Ci Tarum oleh letusan gunung berapi purba yang dikenal dengan nama Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu hanya merupakan sisa dari Gunung Sunda purba yang sampai sekarang masih aktif.

Fenomena seperti ini juga bisa dilihat pada Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro yang berada di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda dari Sangkuriang yang merupakan sebuah cerita masyarakat yang ada kawasan itu diyakini adalah sebuah dokumentasi dari masyarakat yang hidup di kawasan Gunung Sunda Purba terhadap berbagai peristiwa pada waktu itu. 

Rute jalan untuk dapat sampai di kawasan obyek wisata Gunung Tangkuban perahu dapat melewati pintu tol Pasteur, lali dilanjutkan menuju ke Jl. Dr. Djunjunan - lanjut lagi dengan berjalan ke Pasirkaliki - kemudian melewati Sukajadi - Setiabudi - Lembang lalu Anda akan sampai ke lokasi Wisata Gunung Tangkuban parahu (Gerbang bagian Atas).Alamat Lengkap Gunung Tangkuban Perahu adalah Gunung Tangkuban Parahu, Sukajaya, Lembang, Bandung Barat 40391, Jawa Barat, Pulau Jawa, Indonesia. 

4. toko roti Kartika dan Pasar Baru
Pasar Baru Bandung adalah primadona wisata belanja pakaian orang dari luar Bandung. Bahkan wisatawan dari Malaysia dan Singapura kerapkali mondar-mandir cari pakaian di Pasar Baru Bandung.

Letaknya yang strategis ada di pusat kota menjadi incaran para pelancong. Apalagi dengan harga yang murah meriah, asalkan bisa nawar, pasti dapat barang harga bersaing. Adapun barang yang dijual di Pasar Baru Bandung mayoritas produk fashion, mulai dari Baju umum, baju anak, baju muslim, mukena, kerudung, sepatu, sandal, batik dan sebagainya.





Pasar Baru terdiri dari 8 lantai, namun jika anda membawa mobil dan berangkat agak siang, pasti bisanya dapat parkir di lantai 8 alias paling puncak, karena memang sudah penuh sesak. Di lantai 8 atau lantai paling atas kita bisa lihat kota Bandung dari segala penjuru, sangat asyik. Di lantai ini juga tersedia masjid, jadi cukup mudah untuk menunaikan sholat.

Berikutnya, lantai akan terbagi menjadi 8, lantai 7 ada food court dan mainan anak, jika capek jalan cari belanjaan bisa makan disini dan jika bawa anak-anak bisa main di game center.

Lantai-lantai bawah berjubel aneka dagangan produk fashion, yang mayoritas produk orang Bandung. Maklum, Bandung adalah ibukota fashion dan kaos oblong Indonesia, jadi semua produk fashion tumplek blek ada disini.



Karena luasnya dan padatnya pengunjung, seringkali kita kebingungan mau belanja apa, baiknya sebelum belanja dicatat dulu apa yang mau di beli, kalau ndak gitu bisa jadi dompet kesedot habis, karena barang yang disediakan menarik dompet kita. ya ini sekelumitt informasi yang bisa dijadikan referensi kalau kita pergi ke Bandung.