expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 30 Maret 2011

KEJUJURAN MERUBAH SEMUANYA

 
Syeh Abdul Qodir Al Jailani atau lengkanya Sayyid Abu Muhammad Abdul Qadir Al Jailani lahir di Persia, provinsi Jilan pada tahun 1077 M. Ayahnya masih memiliki hubungan darah langsung dengan Rasulalloh SAW, garis keturunannya masih bersambung dengan Al Hasan putra Fatimah, putri Rasulalloh SAW.
Beliau merupakan salah satu Wali Alloh yang termashur karomahnya. Sejarah perjalanan hidup dan keistimewaan-keistimewaan beliau telah dituangkan dalam manakib-manakib dan menjadi pelajaran hidup bagi seluruh umat muslin di setiap penjuru dunia. Beliau begitu kental bergelut dalam kesunyian duniawi. Beliau gemar merenangi lautan ilmu pengetahuan dan beliau teramat dimabuk cinta kepada Alloh SWT. Hampir setiap malam beliau mengkhatamkan Al Quran, setiap ba’da Magrib dan Isya beliau makan bersama para pengemis dan orang-orang papa. Oleh kalangan sufi beliau dianggap sebagai salah satu sumber mata air dalam pencarian hakekat hidup. Melalui ajaran-ajarannya beliau telah mewariskan pengetahuan dan pemahaman kepada umat Islam di seluruh penjuru dunia mengenai hidup, kasih sayang, dan pengenalan kepada Alloh SWT.
Tingkat kejujuran dan ahlak beliau tak perlu diragukan lagi. Dikisahkan; suatu hari beliau dirampok saat melakukan perjalanan menuju Baghdad. Sewaktu kepala perampok bertanya apakah ia memiliki harta benda, dengan polosnya dan tak pernah merasa gentar beliau menjawab “Saya memiliki empat puluh kepng mata uang emas. silahkan kalian ambil semuanya”. Kepala perampok terheran-heran mendengar jawaban tersebut. Ketika beliau ditanya kenapa ia begitu jujur, maka beliau pun menjawab “Ibu saya pernah berpesan agar tidak berbohong walaupun dalam keadaan terancam sekalipun” Tergerak oleh kejujuran Syeh Abdul Qodir Al Jailani, maka para perampok itu akhirnya masuk Islam dan memulai hidup dengan memegang prinsip kejujuran.
Sebuah pelajaran hidup bagi kita semua bahwa dalam kondisi apa pun; dalam keadaan dan situasi bagaimana pun; kejujuran harus terus hidup dalam hati kita. Rosulalloh SAW bersabda : “Empat hal yang apabila keempat hal tersebut terdapat dalam diri seseorang, maka dia adalah golongan orang munafik meskipun dia berpuasa dan melaksanakan solat dan sekalipun dia menyangka kalau dirinya orang yang beriman. Mereka adalah orang yang apabila berbicara, ia berdusta; Apabila berjanji mengingkari; Apabila dipercaya dia berkhianat; dan apabila berseteru ia berlaku curang (keji).Sedangkan Alloh SWT berfirman dalam Q.S. Ash Shaff Ayat 2 dan 3 : “(2) Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu lakukan. (3) Alloh membenci sekali kamu mengatakan hal-hal yang tidak kamu lakukan.”

Minggu, 27 Maret 2011

Usaha (Riyadhah 40 hari)


Ustadz Yusuf Mansur

Lagi susah? Punya hajat? Coba ngebut di Riyadhah 40 hari… Sekalian jadi upaya tolak bala dan bencana buat negeri kita…

* 40 hari jaga berjamaah, di masjid, tanpa ketinggalan takbir pertama imam. Bila Anda adalah perempuan, minta izin sama suami, atau jalan sama muhrim. Kalo ga aman, jangan. Ga apa-apa di rumah. Tapi standby sebelom azan.
* 40 hari jaga dhuha dan shalat malam. 40 hari jaga qobliyah ba’diyah.
* 40 hari jaga senen kamis, syukur-syukur bisa puasa daud, sehari puasa sehari engga.
* 40 hari baca waaqi’ah saban habis shubuh dan habis ashar, yaasiin saban habis isya, dan al mulk saban jelang tidur. Di antara itu, khatamin Qur’an. Ga usah 40 hari khatam. Yang penting ada usaha ngatamin.
* Awali dengan sedekah yang besar, yang bernilai, yang sebelomnya susah untuk dikeluarkan. Yang beda lah pokoknya.
* 40 hari baca laa hawla walaa quwwata illaa billaah 300x, bebas jamnya, pokoknya 300x. Istighfar harian 100x, shalawat 100x.
* Tetap kerja, tetap dagang, tetap belajar, tetap beraktifitas seperti biasa. Hanya jadiin ibadah, dengan awal baca bismillah dan selesainya baca alhamdulillah.
* Saban habis shalat, baik yang wajib dan sunnah, berdoa. Doa masing-masing. Boleh bahasa indonesia.

UDAH BANYAK “ALUMNI” RIYADHAH YANG BERHASIL. Buktiin aja. Sebar dah informasi ini ya. Supaya amalan orang JADI MILIK ANDA.
Salam, Yusuf Mansur.

Sebuah Prioritas

Apakah Prioritas Hidup Kita

Sharing dari teman

Cerita ini sangat indah, mohon sempatkan untuk membaca…
saya ambil dari buku dan rekan di internet yaitu mas roni lesmana

Seorang professor berdiri di depan kelas filsafat.

Saat kelas dimulai, dia mengambil toples kosong dan mengisi dengan
bola-bola golf.
Kemudian ia kembali bertanya kepada murid-muridnya, “Apakah toples sudah
penuh?”
“Ya!” Dan murid-muridnya pun kembali menyetujui hal itu.

Kemudian ia menuangkan batu koral ke dalam toples dan mengguncangnya
dengan ringan. Batu-batu koral mengisi tempat yang kosong di antara
bola-bola golf.

Kemudian dia bertanya kepada murid-muridnya, “Apakah toples ini sudah
penuh?” Dan murid-muridnya pun menjawab,”Ya!”
Selanjutnya dia menabur pasir ke dalam toples dan mengguncangnya ringan.

Tentu saja pasir menutupi semua celah yang tersisa. Profesor sekali lagi
bertanya,”Apakah toples sudah penuh?” Dan .murid-murid menjawab dengan
mantap,”Yes…!!”

Kemudian dia menuangkan dua cangkir kopi ke dalam toples, dan secara
efektif mengisi ruangan kosong di antara pasir. Para murid tertawa.
“Sekarang.. saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili
kehidupan kalian. Bola-bola golf adalah hal yang penting :Tuhan,
keluarga, anak-anak, kesehatan. Jika yang lain hilang dan hanya tinggal
mereka, maka hidupmu masih tetap penuh.”
“Batu-batu koral adalah hal-hal lain,” lanjutnya,”Seperti pekerjaanmu,
rumah dan mobil.”

“Pasir adalah hal-hal yang sepele. Jika kalian pertama kali memasukkan
pasir ke dalam toples, maka tidak akan tersisa ruangan untuk batu-batu
koral ataupun untuk bola-bola golf. Hal yang sama akan terjadi dalam
hidup kalian. Jika kalian menghabiskan energi untuk hal-hal yang sepele,
kalian tidak akan mempunyai ruang untuk hal-hak yang penting buat kalian.”

“Jadi, beri perhatian untuk hal-hal yang penting untuk kebahagiaanmu.
Bermainlah dengan anak-anakmu. Luangkan waktu untuk check up kesehatan.
Ajak pasanganmu untuk keluar makan malam”

“Berikan perhatian terlebih dahulu kpd bola-bola golf. Hal-hal yang
benar-benar penting. Atur prioritasmu. Baru yang terakhir, urus pasirnya.”
Salah satu murid mengangkat tangan dan bertanya, “Kopi mewakili apa?”

Profesor tersenyum, “Saya senang kamu bertanya. Itu untuk menunjukkan
kepada kalian, sekalipun hidupmu tampak sudah sangat penuh, tetap selalu
tersedia tempat untuk secangkir kopi bersama sahabat.